|
|
|
||||||
Articles - Kesehatan
Mental
|
||||||||
Written by Julianto Simanjuntak
|
||||||||
Bonnie adalah
anak seorang Ayah yang keras dan kasar. Saat remaja Bonnie berulang kali
melarikan dari rumah untuk menghindari kekejaman ayahnya yang suka memukul
anak-anaknya. Bahkan Bonnie pernah mencoba bunuh diri dengan Silet dengan tujuan
supaya dia bisa lari dari siksaan ayahnya. Karena gagal bunuh diri, maka dia
pun memberanikan diri kabur dari rumah dan tinggal di rumah konselornya. Hal
yang melukai Boonie adalah sering kali sang Ayah menyiksa anak-anaknya dengan
menggunakan nama Tuhan.
Limabelas tahun
diperlukan Bonnie untuk mendapatkan kembali pemulihannya. Bonnie akhirnya
dibantu lewat proses konseling. Untuk memulihkan trauma masa lalunya, Bonnie
dan konselornya melakukan beberapa hal.
Pertama, Bonnie
menyadari bahwa jiwanya haus dan lapar akan cinta dan kasih sayang.
Konselornya menolong Bonnie membuat daftar heart-warmer (orang-orang yang
menghangatkan hatinya). Dalam daftarnya ada beberapa guru di sekolahnya,
teman-teman, seorang pelatih, atasan yang baik hati.
Kedua, kemudian Bonnie
memilih satu keluarga angkat yang dapat memberinya kehangatan dan kasih
sayang. Dia memilih geografi atau tempat tinggal yang baik buat dirinya. Dia
pindah ke kota kecil dan menemukan pekerjaan yang sangat disukainya, atasan
yang memperhatikan dan menolongnya.
Ketiga, sangat
hati-hati mencari suami, dia sangat seleksi sahabat yang menyukainya. Akhrnya
ia menikah dengan Trevor. Pernikahannya dengan Trevor memper-baharui hidup
Bonnie. Kasih sayang Trevor yang bisa diandalkan terbukti menjadi obat manjur
bagi semua peng-aniayaan di masa kecil yang mengerdilkan semangatnya.
Pernikahan yang baik terbukti merupakan obat manjur bagi pe-mulihan masa lalu
kita. Bonnie juga menemukan kasih yang berlimpah-limpah dari keempat anaknya.
Bagi mereka, Bonnie adalah matahari yang menghangatkan dunia karena terus
memberikan semangat, perhatian, bimbingan dan sukacita untuk hidup. Hati
anak-anaknya bersukacita menikmati bagaimana ibunya membesarkan mereka.
TEORI ALBERT ELLIS
Teori Ellis mengenai Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) adalah psikoterapi berorientasi dan
focus untuk mengajarkan individu untuk mengidentifikasi, menghadapi
tantangan, dan mengganti pola pikir serta keyakinan dengan pikiran yang
sehat. Ada
5 pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka pilar ini yang
kemudian dikenal dengan teori ABCDE, yaitu:
•
Antecedent event (A)
Antecedent
event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa
pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku atau sikap orang lain.
Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa dan seleksi masuk bagi calon
karyawan merupakan antecedent event bagi seseorang.
•
Belief (B)
Belif (B) yaitu
keyakinan, pandangan, nilai atau verbalisasi diri individu terhadap suatu
peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional
(rational belif atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irasional belif
atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berfikir atau sistem
keyakinan yang tepat, masuk akal dan bijaksana. Sedangkan keyakinan yang
tidak rasional merupakan keyakinan yang sistem berfikir seseorang yang salah,
tidak masuk akal dan emosional.
•
Emotional consequence
(C)
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai
akibat atau reaksi individu dalam membentuk perasaan senang atau hambatan
emosi dalam hubungannya dengan antecedent event (A). Konsekuensi emosional
ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable
antara lain dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
·
Dispute, merupakan keyakinan irasioanal yang harus
dilawan oleh seorang terapis agar
kliennya dapat menikmati dampaknya.
· Effects, psikologis
positif dari keyakinan yang rasional.
Analisis Kasus Berdasarkan Teori Albert Ellis
Menurut teori Albert Ellis Cognitive yang
salah akan menghasilkan behavior yang salah pula, oleh karena itu Ellis
mencetuskan terapinya untuk membantu kliennya yang disebut REBT. Dari kasus
diatas kita dapat melihat :
- Activating Experiences : Bonnie berulang kali melarikan dari rumah untuk menghindari kekejaman ayahnya yang suka memukulnya.
- Beliefs : Bonnie pernah mencoba bunuh diri dengan Silet dengan tujuan supaya dia bisa lari dari siksaan ayahnya yang sering menyiksanya.
- Irrasional belief : Karena gagal bunuh diri, maka bonnie pun memberanikan diri kabur dari rumah dan tinggal di rumah konselornya.
- Consequence : Lima belas tahun diperlukan Bonnie untuk mendapatkan kembali pemulihannya. Bonnie akhirnya dibantu lewat proses konseling.
- Dispute : Untuk memulihkan trauma masa lalunya, Bonnie dan konselornya melakukan beberapa hal, agar psikologis bonnie bias kembali dengan semula. Konselor menyadari bahwa jiwanya haus dan lapar akan cinta dan kasih sayang. Konselornya menolong Bonnie membuat daftar heart-warmer (orang-orang yang menghangatkan hatinya), kemudian Bonnie disuruh memilih keluarga angkatnya dan dia memilih satu keluarga angkat yang dapat memberinya kehangatan dan kasih sayang.
- Effect psikologis positif : Pernikahan yang baik terbukti merupakan obat manjur bagi pe-mulihan masa lalunya. Bonnie juga menemukan kasih yang berlimpah-limpah dari keempat anaknya dan juga suaminya. Bagi mereka, Bonnie adalah matahari yang menghangatkan dunia karena terus memberikan semangat, perhatian, bimbingan dan sukacita untuk hidup.
sumber artikel : http://juliantosimanjuntak.com/index.php?option=com_content&view=article&id=191:kiat-memulihkan-trauma-masa-lalu&catid=43:kesehatan-mental&Itemid=72