Apakah makna intelegensi
yang sesungguhnya ?
Masyarakat umumnya mengenal intelegensi sebagai istilah yang
menggambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan problem
yang dihadapi. Gambaran tentang anak yang berintelegensi tinggi adalah gambaran
mengenai siswa yang pintar, siswa yang selalu naik kelas dengan nilai baik atau
siswa yang jempolan di kelasnya. Bahkan gambaran ini meluas pada citra fisik,
yaitu citra anak yang wajahnya bersih, berpakaian rapi, matanya bersinar atau
berkacamata. Sebaliknya gamabran anak yang berintelegensi rendah membawa citra
seseorang yang lamaban berfikir, sulit mengerti, prestasi belajarnya rendah dan
mulutnya lebih banyak menganga disertai tatapan mata bingung.
Pandangan awam sebagaimana digambarkan di atas, walaupun tidak
memberikan arti yang jelas tentang intelegensi namun pada umumnya tidak berbeda
jauh dari makna intelegensi sebagaimana yang dimaksudkan oleh para ahli. Apapun
definisinya, maka intelegensi memang mendeskripsikan kepintaran dan kebodohan.
.
Kekaburan lingkup konsep mengenai intelegensi menyebabkan
sebagian ahli bahkan tidak merasa perlu untuk berusaha memberikan batasan yang
pasti. Mereka beranggapan bahwa intelegensi mirip status mental yang tidak
memerlukan definisi, sedangkan perilkau intelegensi lebih konkrit batasan dan
ciri-cirinya sehingga lebih berguna untuk dipelajari. Dengan melakukan
identifikasi terhadap ciri-ciri dan indikator-indikator perilaku intelegensi
akan terkandung di dalamnya, berikut ini akan disampaikan urutan singkat
tentang intelegensi.
Macam-macam
intelegensi :
1. Intelegensi terikat dan bebas;
2. Intelegensi menciptakan (kreatif) dan meniru (eksekutif).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi intelegensi manusia :
a) Pembawaan
Intelegensi bekerja dalam suatu situasi yang
berlain-lainan tingkat kesukarannya;
b) Kematangan
Kecerdasan tidak tetap statis, tetapi dapat tumbuh dan berkembang.
Intelegensi
berasal dari bahasa Inggris (intelligence).
Intelligence sendiri adalah terjemahan dari bahasa Latin
intellectus dan intelligentiaĆ¢. Teori tentang intelegensi pertama kali
dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol tahun 1951 Spearman dan Wynn
mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat
melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.
Definisi tentang
intelegensi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu diantaranya:
1. Andrew Crider Tahun
1983, mengatakan bahwa intelegensi itu bagaikan listrik, mudah untuk diukur
tapi hampir mustahil untuk didefinisikan.
2. Alfred Binet, tokoh
utama perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri atas
tiga komponen, yaitu
:
· Kemampuan
untuk mengarahkan pikiran atau tindakan:
· Kemampuan
untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan;
· Kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan aautocriticism;
3. George D. Stoddard 1941,
menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah-masalah
yang bercirikan :
·
1.
Mengandung kesukaran;
·
2.
Kompleks;
· 3.
Abstrak;
·
4.
Diarahkan pada suatu tujuan;
· 5.
Ekonomis;
·
6.
Mempunyai nilai sosial.
4. David Wechsler 1958,
pencipta skala-skala intelegensi Wechsler yang popular mendefinisikan
intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan
tertentu, berfikir secara nasional, serta menghadapi lingkungannya dengan
efektif.
5. Walters dan Gardnes 1986, mendefinisikan
intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu
memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya
tertentu.
6. Flynn 1987,
mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan
kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
Bebarapa uraian ringkas mengenai teori intelegensi beserta
tokohnya masing-masing :
1. ALFRED BINET,
Mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetic yaitu berkembang dari suatu
faktor satuan. Menurutnya intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik
yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
2. EDWARD LEE THORNDIKE, Teori
Thorndike menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik
yang ditampilkan dalam wujud perilaku intelegensi.
3. ROBERT J. STERNBERG, Teori ini
lebih menekankan pada kesatuan dari berbagai aspek intelegensi sehingga
teorinya lebih berorientasi pada proses. Teori yang dikemukakan Sternberg
dikenal dengan Teori Intelegensi Triarchic. Teori ini berusaha menjelaskan
secara terpadu hubungan antara :
a. Intelegensi
dan Dunia Internal seseorang;
b.
Intelegensi
dan Dunia Eksternal seseorang;
c. Intelegensi
dan Pengalaman.
Dalam memahami hakekat intelegensi, Maloney dan Ward, mengemukakan empat pendekatan umum yaitu:
1. Pendekatan
Teori Belajar
Inti pendekatan teori belajar mengenai masalah hakikat
intelegensi terletak pada pemahaman mengenai hokum-hukum dan prinsip umum yang
dipergunakan individu untuk memperoleh bentuk-bentuk prilaku baru. Oleh karena
itu dalam pendekatan ini para ahli lebih memusatkan perhatian pada perilaku
yang tampak dan bahkan pada pengertian mengenai konsep mental intelegensi itu
sendiri
2. Pendekatan
Neurobiologis
Pendekatan neurobiologis beranggapan bahwa intelegensi memiliki
dasar anatomis dan biologis. Perilaku intelegensi menurut pendekatan ini dapat
ditelusuri dasar-dasar neuro-anatomis dan proses neuro fisiologisnya. Oleh
karena itu dalam berbagai riset, selalu dipentingkan untuk melihat
korelasi-korelasi intelegensi pada aspek-aspek anatomi, elektokimia atau
fisiologi.
3. Pendekatan
Psikomotorik
Ciri utama dalam pendekatan ini adalah adanya anggapan bahwa
intelegensi merupakan suatu konstrak (construct) atau sifat (trart) psikologis
yang berbeda-beda kadarnya bagi setiap dua arah study, yaitu pertama yang
bersifat praktis dan lebih menekankan pada pemecahan masalah (problem solving)
dan kedua adalah yang lebih menekankan pada konsep dan penyusunan teori.
4. Pendekatan
Teori Perkembangan. Dalam pendekatan teori perkembangan, studi intelegensi
dipusatkan pada masalah perkembangan intelegensi secara kualitatif dalam
kaitannya dengan tahap-tahap perkembangan biologis individu.
Beberapa istilah pengukuran intelegensi :
1. Skala-skala Binet Simon, dilakukan dengan cara mengukur
lingkaran tempurung anak-anak;
2. Skala-skala Wechsler, Tes intelegensi yang dirancang
kusus untuk digunakan bagi orang dewasa. Dinamai Wechsler-Belle Vae Intelegence
Scale (WBIS) atau disebut juga skala W-B.
Meskipun terdapat berbagai pendapat para ahli dalam
mendefinisikan intelegensi, namun pada dasarnya sama, yaitu intelegensi
merupakan kekuatan yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan
abstrak yang universal untuk dijadikan sumber tunggal pengetahuan sejati.
Untuk
setiap individu mempunyai kemampuan intelegensi yang berbeda-beda, kekompleksan
intelegensi ini dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, mulai dari faktor usia,
kematangan pikiran dan pengetahuan dari individu yang bersangkutan.
Begitulah informasi yang bias saya sampaikan
semoga bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar