Kelompok 2:
Ketua:
Ibrena Putri (131301112)
Anggota:
Miranda Purnama (131301008)
Yolanda Maranatha (131301080)
Syauqina Batubara (131301082)
Rizka Amalia Lubis (131301134)
Sabtu, 19 April 2014
Jumat, 21 Maret 2014
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dua hal dalam proses belajar yang paling
terkenal dari teori belajar Vygotsky adalah zone of proximal development dan
scaffolding.

Lev Semynovich Vygotsky
adalah seorang ahli psikologi konstruktivist. Dia lahir di Tsarist Rusia, 17
November 1896. Awalnya ia menekuni bidang sastra. Namun ia diminta mengajar
psikologi, selain sastra. Karena itu, ia mulai tertarik untuk belajar
psikologi. Studinya berlanjut di Moscow Institute of Psychology dengan
disertasinya berjudul “Psychology of Art”.
Saya kira kenalannya sudah
cukup. Kalau kebanyakan, entar malah jadi jatuh cinta sama Vygotsky. Kita
kembali ke zone of proximal development atau ZPD dan scaffolding.
Zone of Proximal Development
ZPD adalah zona antara
tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat
perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara
mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan anak
menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Ketika
masuk dalam ZPD, maka anak sebenarnya bisa, tetapi akan lebih optimal jika
orang dewasa atau pendamping yang lebih tahu, membantunya untuk mencapai
tingkat perkembangan aktual.
Pada kelas Psikologi
Belajar yang sedang membahas tentang teori belajar Vygotsky, ada pertanyaan
menarik, “Apakah anak harus dibantu? Tidak bisakan anak belajar sendiri?”.
Kondisi terbantu (tanpa dibantu) adalah kondisi dimana anak berada pada tingkat
perkembangna aktual. Kondisi ini akan dicapai dengan lebih optimal dengan
bantuan, jika anak memang masih belum menguasai apa yang dipelajari.
Untuk memudahkan pemahaman
diatas saya akan memberikan contoh dalam kehidupan saya. Saya dulu tidak bisa
menggunakan sepeda karena saya tidak
mengenal bagaimana sepeda itu sebenarnya ? di hari ulang tahun saya yang ke 7
tahun orang tua saya memberikan hadiah sepeda buat saya. Kemudian keesokan
harinya papa saya mengajarkan saya menggunakan sepeda yang baik walaupun kaki
saya sering terluka tetapi akhirnya saya
bisa menggunakan sepeda. Hingga sekarang saya masih tetap bersepeda dan sering
mengikuti event car free day di setiap weekend. Dari contoh diatas orang tua
saya mengenalkan bagaimana bentuk sepeda itu dan kemudian mengajarkan bagaimana
cara menggunakannya.
Nah, di sinilah fungsi
pendamping atau orang dewasa yang membantu.
memasukkan kognisi anak ke
dalam struktur yang lebih dekat dengan bentuk sepeda.
Kemudian mengajarkan
menggunakan sepeda. Contoh ini untuk
mempermudah kita dalam mempelajari zone of proximal development dalam proses
belajar.
Scaffolding
Bagaimana dengan
scaffolding? Scaffolding dapat diartikan, memberikan sejumlah bantuan dalam
tahap awal pembelajaran, setelah itu baru melepaskan anak untuk punya tanggung
jawab sendiri dalam proses belajarnya, setelah ia menguasai bahan yang
dipelajari.
Jika menggunakan contoh di
atas, ayah saya memberikan bantuan kepada saya mengajarkan menggunakan sepeda
yang baik. Dan saya harus bertanggung jawab pada diri saya sendiri agar saya
tidak celaka dalam membawa sepeda itu.
Demikian pembahasan
tentang zone of Proximal Development dan Scaffolding pada Teori Belajar
Vygotsky, terima kasih
Selasa, 11 Maret 2014
Psikologi Pendidikan
Manfaat Teknologi Untuk Pendidikan Dan Perbaikan Kualitas Belajar Siswa
Revolusi teknologi adalah bagian dari
masyarakat informasi tempat kita tinggal sekarang, dan siswa akan makin butuh
keahlian teknologi. Teknologi sekarang ini dapat menjadi alat yang baik untuk
memotivasi siswa dan membimbing pelajaran mereka. Banyak guru yang belum cukup
terlatih untuk menggunakan computer dan teknologi lainnya, dan sering computer
cepat ketinggalan jaman atau rusak. Hanya ketika sekolah punya guru yang ahli
teknologi dan sekolah punya teknologi terbaru, maka baru revolusi teknologi
punya kesempatan untuk mengubah kelas. Komputer termasuk salah satu media
pembelajaran. Pengunaan komputer dalam pembelajaran merupakan aplikasi
teknologi dalam pendidikan. Pada dasarnya teknologi dapat menunjang proses
pencapaian tujuan pendidikan. Dengan semakin berkembangnya teknologi
mempengaruhi proses belajar mengajar di dunia pendidikan. Teknologi memberikan
kemudahan baik bagi pengajar maupun peserta didik dalam mengakses informasi
pembelajaran.
Teknologi
ini tidak hanya terpaku pada proses belajar secara e-learning akan
tetapi proses belajar secara tatap muka (face to face) juga bisa
dianggap sebagai pemanfaatan dari teknologi tergantung dari alat maupun
fasilitas yang digunakan. Teknologi dapat berupa teknologi cetak, teknologi audio-visual,
teknologi berbasis komputer, teknologi terpadu.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi secara efektif akan dapat
menunjang proses belajar mengajar karena bahan ajar tidak hanya terpaku pada
kurikulum yang berlaku, para peserta didik juga dapat mengembangkan kemampuan
kognitif mereka karena proses pembelajaran yang didapat tidak hanya dari
institusi-institusi tertentu.
Internet inti dari
komunakasi melalui computer. Sistem internet berisi ribuan jaringan computer
yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tidak terhingga
yang dapat diakses murid. Belajar terjadi ketika ada interaksi dengan sumber
belajar. Untuk berinteraksi dengan sumber belajar tentunya perlu perantara.
Disitulah peran penting ini sudah banyak pula dimanfaatkan, misalnya pembelajaran
berbantuan komputer, (computer based learning), pembelajaran jarak jauh
(distance learning), pembelajaran elektronik (e-learning) dan lain-lain. Di
sisi lain dengan adanya ICT proses belajar dapat dilakukan kapan saja tanpa
terikat ruang dan waktu.
Ada
empat bidang bahwa teknologi telah menunjukkan efek positif dalam dunia
pendidikan:
Pertama, teknologi telah mempengaruhi prestasi siswa.
Pertama, teknologi telah mempengaruhi prestasi siswa.
Kedua, teknologi membantu mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan pemecahan
masalah keterampilan.
Ketiga, teknologi meningkatkan keterlibatan siswa, minat, dan merupakan motivator secara keseluruhan.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bagaimana teknologi telah secara positif mempengaruhi kinerja siswa. Dalam satu skenario penelitian telah menunjukkan bahwa ketika siswa bekerja sama, menggunakan teknologi yang memiliki pengaruh positif terhadap pembelajaran mereka, siswa bekerja berpasangan menggunakan teknologi sebagai alat pendidikan mereka menunjukkan efek positif pada pembelajaran mereka secara keseluruhan. Pertama, itu menunjukkan bahwa siswa lebih sosial satu sama lain dan biasa bekerja sama pada masalah dibandingkan selalu meminta guru untuk membantu. Hal ini juga menunjukkan bahwa interaksi sosial di antara rekan-rekan sangat tinggi bahkan memiliki teman ketika berinteraksi dengan kelompok lain.
Selain
teknologi salah satu komponen kunci bagi keberhasilan pendidikan adalah
pengembangan profesional yang diberikan dan didorong untuk guru. Tanpa guru
program apapun tidak akan menunjukkan keberhasilan. Bagaimana keterkaitan guru
dengan teknologi dapat berdampak positif mempengaruhi kinerja siswa dalam
belajar. Bidang lain yang menunjukkan efek positif dalam pendidikan adalah
bagaimana teknologi membantu mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan
pemecahan masalah keterampilan. Siswa bekerja bersama-sama dengan siswa atau
kelompok dari sekolah lain telah menunjukkan efek positif dari teknologi dalam
belajar dan bagaimana membantu mengembangkan keterampilan berpikir tingkat yang
lebih tinggi.
Penggunaan teknologi sebagai alat penelitian serta interaksi sosial dengan mahasiswa jauh menunjukkan bahwa siswa mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan pemecahan masalah keterampilan. Kemampuan untuk bekerja dengan siswa lain memungkinkan siswa untuk berinteraksi di luar sekolah mereka. Dialog mereka dengan para siswa lain menciptakan situasi di mana siswa harus dapat mengungkapkan pikiran mereka secara tertulis. untuk menunjukkan kemampuan menulis yang baik,penggunaan teknologi adalah sebuah media untuk mempublikasikan pikiran dan ide-ide kepada khalayak. Siswa menemukan relevansi dengan apa yang mereka lakukan ketika mereka dapat belajar dengan caranya sendiri. Ketika menggunakan teknologi mereka secara aktif terlibat sendiri dalam pembelajaran mereka sendiri, melakukan penelitian, informasi mengevaluasi, dan mempublikasikan pekerjaan mereka sendiri. Para siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam tugasnya,beberapa penelitian menunjukkan bahwa cara dinamis belajar siswa diperkenankan yaitu, "belajar kritis era informasi keterampilan" dan "membangun tingkat tinggi kemampuan berpikir" .Teknologi juga membahas kebutuhan bagi siswa yang daya tanggapnya rendah, siswa beresiko, dan siswa cacat. Tidak hanya perangkat lunak yang memungkinkan untuk tugas-tugas yang akan disesuaikan dengan tingkat bantuan akademik siswa tersebut ,tetapi juga merupakan faktor positif ketika bekerja dengan siswa yang masuk dalam katagori daya tanggap rendah, beresiko dan kelompok cacat.,membuat siswa cacat secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka,dengan ini secara otomatis dapat melihat di mana kesalahan mereka dibuat dan tidak harus menunggu guru untuk mengoreksi pekerjaannya.Ketika seorang guru melihat bahwa seorang siswa tidak memahami keterampilan, mereka melakukan apa yang disebut dengan konsep mengajarkan kembali dengan harapan mencapai yang diinginkan di pengajaran selanjutnya. siswa yang daya pikir rendah, beresiko, kelompok cacat sering merasa tidak mampu apa yang mereka lakukan dan merasa berbeda dari siswa lainnya. Bila menggunakan teknologi sebagai alat siswa dalam kelompok ini maka mereka akan merasa nyaman.Untuk itu sofware/aplikasi harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa tersebut dan memungkinkan bagi siswa untuk melihat keberhasilan dan memberi efek kepercayaan diri untuk percaya bahwa mereka dapat menunjukkan keberhasilan akademik dan merasa sejajar dan percaya diri dengan siswa normal lainnya. Hal ini bisa membuat siswa mengontrol pembelajaran mereka dan membuat jaringan sosial bagi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dengan penggunaan teknologi. lingkungan memungkinkan bagi siswa untuk bekerja dengan langkah mereka sendiri, dan menumbuhkan kepercayaan diri. Kesimpulannya, teknologi adalah atribut positif kepada lingkungan pendidikan. Teknologi, memungkinkan siswa untuk secara aktif mengambil bagian dalam pendidikan mereka sendiri. Menggunakan teknologi sebagai alat memungkinkan siswa untuk memiliki rasa yang sama dan sejajar. Ketika kegiatan yang menggunakan teknologi, siswa bisa mengontrol pembelajaran mereka. Teknologi tidak selalu dilihat sebagai faktor penting untuk keberhasilan siswa. Siswa perlu memiliki pemahaman yang baik pada teknologi ketika mereka memasuki dunia kerja. Jadi apa salahnya teknologi masuk ke dalam pendidikan ? Untuk itu perlu juga pengembangan profesional bagi para guru dan anggota masyarakat untuk mengubah beberapa pandangan tentang teknologi sebagai alat pendidikan yang bermanfaat dan perlu untuk digunakan dalam kurikulum pembelajaran. Pengembangan profesional dan kurangnya pemahaman benar-benar membuat banyak orang menentang teknologi sebagai bagian penting bagi keberhasilan akademis siswa. Teknologi menjadi faktor kunci kemungkinan siswa berprestasi secara akademis jika dibarengin dengan kurikulum pembelajaran yang benar.
Penggunaan teknologi sebagai alat penelitian serta interaksi sosial dengan mahasiswa jauh menunjukkan bahwa siswa mengembangkan pemikiran tingkat tinggi dan pemecahan masalah keterampilan. Kemampuan untuk bekerja dengan siswa lain memungkinkan siswa untuk berinteraksi di luar sekolah mereka. Dialog mereka dengan para siswa lain menciptakan situasi di mana siswa harus dapat mengungkapkan pikiran mereka secara tertulis. untuk menunjukkan kemampuan menulis yang baik,penggunaan teknologi adalah sebuah media untuk mempublikasikan pikiran dan ide-ide kepada khalayak. Siswa menemukan relevansi dengan apa yang mereka lakukan ketika mereka dapat belajar dengan caranya sendiri. Ketika menggunakan teknologi mereka secara aktif terlibat sendiri dalam pembelajaran mereka sendiri, melakukan penelitian, informasi mengevaluasi, dan mempublikasikan pekerjaan mereka sendiri. Para siswa memiliki rasa tanggung jawab dalam tugasnya,beberapa penelitian menunjukkan bahwa cara dinamis belajar siswa diperkenankan yaitu, "belajar kritis era informasi keterampilan" dan "membangun tingkat tinggi kemampuan berpikir" .Teknologi juga membahas kebutuhan bagi siswa yang daya tanggapnya rendah, siswa beresiko, dan siswa cacat. Tidak hanya perangkat lunak yang memungkinkan untuk tugas-tugas yang akan disesuaikan dengan tingkat bantuan akademik siswa tersebut ,tetapi juga merupakan faktor positif ketika bekerja dengan siswa yang masuk dalam katagori daya tanggap rendah, beresiko dan kelompok cacat.,membuat siswa cacat secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka,dengan ini secara otomatis dapat melihat di mana kesalahan mereka dibuat dan tidak harus menunggu guru untuk mengoreksi pekerjaannya.Ketika seorang guru melihat bahwa seorang siswa tidak memahami keterampilan, mereka melakukan apa yang disebut dengan konsep mengajarkan kembali dengan harapan mencapai yang diinginkan di pengajaran selanjutnya. siswa yang daya pikir rendah, beresiko, kelompok cacat sering merasa tidak mampu apa yang mereka lakukan dan merasa berbeda dari siswa lainnya. Bila menggunakan teknologi sebagai alat siswa dalam kelompok ini maka mereka akan merasa nyaman.Untuk itu sofware/aplikasi harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa tersebut dan memungkinkan bagi siswa untuk melihat keberhasilan dan memberi efek kepercayaan diri untuk percaya bahwa mereka dapat menunjukkan keberhasilan akademik dan merasa sejajar dan percaya diri dengan siswa normal lainnya. Hal ini bisa membuat siswa mengontrol pembelajaran mereka dan membuat jaringan sosial bagi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain dengan penggunaan teknologi. lingkungan memungkinkan bagi siswa untuk bekerja dengan langkah mereka sendiri, dan menumbuhkan kepercayaan diri. Kesimpulannya, teknologi adalah atribut positif kepada lingkungan pendidikan. Teknologi, memungkinkan siswa untuk secara aktif mengambil bagian dalam pendidikan mereka sendiri. Menggunakan teknologi sebagai alat memungkinkan siswa untuk memiliki rasa yang sama dan sejajar. Ketika kegiatan yang menggunakan teknologi, siswa bisa mengontrol pembelajaran mereka. Teknologi tidak selalu dilihat sebagai faktor penting untuk keberhasilan siswa. Siswa perlu memiliki pemahaman yang baik pada teknologi ketika mereka memasuki dunia kerja. Jadi apa salahnya teknologi masuk ke dalam pendidikan ? Untuk itu perlu juga pengembangan profesional bagi para guru dan anggota masyarakat untuk mengubah beberapa pandangan tentang teknologi sebagai alat pendidikan yang bermanfaat dan perlu untuk digunakan dalam kurikulum pembelajaran. Pengembangan profesional dan kurangnya pemahaman benar-benar membuat banyak orang menentang teknologi sebagai bagian penting bagi keberhasilan akademis siswa. Teknologi menjadi faktor kunci kemungkinan siswa berprestasi secara akademis jika dibarengin dengan kurikulum pembelajaran yang benar.
Perlu
diingat juga Pendidikan anak juga dimulai dari lingkungan keluarga karena dari
rumahlah ditumbuhkan rasa kepedulian, kesadaran, dan pengertian dasar tentang
totalitas lingkungan dan dalam pendidikan. Dari sinilah orang tua harus belajar
memahami setiap pertumbuhan anak agar sesuai dengan kebutuhan si anak. Diperlukan
sensitivitas dari orang tua terhadap berbagai ciri serta perubahan fisik dan
mental yang terjadi pada umur anak, terutama yang berkenaan dengan segi
emosionalnya.
Pendidikan keluarga juga sebagai wahana yang mendasar untuk
meningkatkan bentuk yang lebih harmonis dari perkembangan anak. Oleh karenanya,
selayaknya kehidupan keluarga menjadi kepedulian semua pihak, pemerintah dan
masyarakat. Kesadaran tentang hal ini akan membawa kehidupan masyarakat kepada
suatu taraf yang menjadikan keluarga pilar yang menentukan bagi kemajuan
bermasyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)